Khutbah Jum'at, 29/12/2023
Bagaimana
Merayakan Kebahagiaan?
Oleh:
Abu Hasan Mubarok, Gr. S.SI. M.Pd
Ketua
Umum MUI Kab. Penajam Paser Utara
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبع الهدى إلى يوم الدين، أما بعد:
فيا عباد الله أوصي نفسى
وإياكم بتقوا الله بإقامة أوامر الله واجتناب نواهيه، ومن يتق الله فقد فاز، قال
الله تعالى (( وَٱتَّقُوا۟ یَوۡمࣰا لَّا تَجۡزِی نَفۡسٌ عَن نَّفۡسࣲ شَیۡـࣰٔا
وَلَا یُقۡبَلُ مِنۡهَا عَدۡلࣱ وَلَا تَنفَعُهَا شَفَـٰعَةࣱ وَلَا هُمۡ یُنصَرُونَ
))
Kebahagiaan dan
kesengsaraan diibaratkan dua sisi mata uang. Keduanya tidak bisa saling dipisahkan.
Cuman perbedaannya adalah bahwa kebahagiaan adalah hal yang paling dicari oleh
setiap manusia dan diharapkan, sementara kesengsaraan adalah hal yang paling
tidak disukai dan dihindari.
قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ
وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَ ٰلِكَ
فَلۡیَفۡرَحُوا۟ هُوَ خَیۡرࣱ مِّمَّا یَجۡمَعُونَ
Artinya:
katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan
itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yagn mereka kumpulkan”.
Ingat bagaimana
dahulu Ketika orang-orang Aus dan Khazraj yang sedarah kandung, selama ratusan
tahun selalu berperang dan bertikai, hingga pada hal-hal yagn paling sepele pun
mereka akan bertikai. Padahal dahulunya, mereka berasal dari satu keturunan.
Abu al Hajjaj al ‘Asyari dalam at ta’rif bil ansab wa tanbih bi dzawil ahsab
mengatakan bahwa suku Aus dan Khazraj merupakan dua putra dari Haitsah al ‘Unaqa
bin Amar bin Amir, sementara ibunya adalah Qailah bintu al Arqam bin Amar.
إنْ فَرِحُوا
بِشَيْءٍ فَلْيَخُصُّوا فَضْلَ اللَّهِ ورَحْمَتَهُ بِالفَرَحِ.
Artinya: apabila
mereka bergembira dengan sesuatu, maka ingatlah dengan karunia dan rahmat
Allah.
Momentum Desember
acapkali dijadikan sebagai momentum liburan, momentum pelepas kerinduan antara
anggota keluarga, karena biasanya ada hari libur di akhir tahun. Oleh karenanya,
momentum liburan ini dimanfaatkan untuk merayakan dan menjadi sebab
kebahagiaan. Apalagi disambut dengan momentum pergantian tahun baru.
ذلِكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ تَفْرَحُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ
تَمْرَحُونَ - ٱدۡخُلُوۤا۟ أَبۡوَ ٰبَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۖ
فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِینَ
Gunakanlah uang
sebagai rizki yang telah Allah swt titipkan kepada kita untuk kebaikan, niatkanlah
untuk menjaga ukhuwah/persaudaraan sesama Muslim, bangsa dan negara. Jadikan waktu-waktu
tersebut sebagai sarana untuk bersyukur, bukan untuk menambah kekufuran.
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ
وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ
Artinya: dan ingatlah
Ketika Tuhanmu memaklumkan, sesunguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan
tambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti
azab-Ku sangat berat.
أَتَى
النَّبِيَّ ﷺ سَائِلٌ فَأَمَرَ لَهُ بِتَمْرَةٍ فَلَمْ يَأْخُذْهَا -أَوْ: وَحِشَّ
بِهَا -قَالَ: وَأَتَاهُ آخَرُ فَأَمَرَ لَهُ بِتَمْرَةٍ، فَقَالَ: سُبْحَانَ
اللَّهِ! تَمْرَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ لِلْجَارِيَةِ: "اذْهَبِي
إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ، فأعطيه الأربعين درهما التي عِنْدَهَا".
Suatu Ketika Rasulullah saw didatangi oleh dua orang pengemis, lalu
Rasulullah saw menyodorkan kurma, kemudian si pengemis tadi menolaknya. Lalu datang
pengemis yagn kedua, dan dia menerima kurma pemberian Rasulullah saw dan berucap,
“ini adalah kurma dari Rasulullah saw”. Lalu Rasulullah saw pun berkata kepada
pembantunya, “pergilah ke Ummu Salamah dan berikanlah pengemis ini 40 dirham
yang dimilikinya”.
Dari hadits ini menunjukan bahwa karunia yang baik akan Kembali kepada kebaikan pula. Dan penerimaan yang baik akan dibalas dengna penerimaan yagn lebih baik pula. Demikian pula dengan harta kita. Jangan sampai momentum kebersamaan, momentum kebahagiaan Bersama keluarga, teman dan rekan-rekan, akan berubah menjadi sikap kita dalam mengkonfirmasi bahwa kita adalah bukan orang-orang yang pandai dalam mensyukuri nikmat. Karena ancaman orang-orang seperti ini adalah Jahannam dan kemurkaan dari Allah swt.
Sebaliknya, manfaatkanlah karunia Allah swt tersebut sebagai sarana untuk bahagia, dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Ingatlah bahwa kehidupan itu hanyalah sesaat, sementara kehidupan akhirat adalah kekal dan abadi selama-lamanya.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم – بسم الله الرحمن الرحيم – والعصر إن الإنسان لفى خسر – إلا الذين أمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر.
بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم ونـفعـنى وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقول قولى هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات فاستغفروا إنه هو الغفور الرحيم.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar